Rabu, 20 Januari 2010

Petuah Ketua Umum SH Terate

Petuah Ketua Umum SH Terate (2) Orang SH Terate Siap Memberi Maaf

Assalamualaikum wr wb.

Berhadapan dengan era sekarang ini, di luar hitungan, banyak persolan yang muncul. Makanya kita harus memiliki tekad dan jangan takut menghadapi masalah. Sebab masalah itu kekasih manusia yang paling setia. Perbedaan yang ada itu menjadikan indah dunia ini. Tanpa masalah tanpa perbedaan, dunia ini akan sunyi.

(Petuah ini dikutip dari pesan Mas Madji pada calon warga baru di Ponorogo, Jawa Timur)

Kalau bicara tentang tantangan dan rintangan, itu hampir-hampir tidak pernah berhenti. Kita kumandangkan satu didikan yang luhur. Tapi kenyataan di tengah masyarakat tantangannya, waduh (berat dan beragam– pen). Kalau diteliti telinga ini jadi panas, hati jadi umob (mendidih-pen).Tapi kita kembali lagi bahwa seorang SH Tarate harus menjadi seorang SH-wan. Orang SH-wan itu orangnya berbudi bawa laksana, gung samodra pangaksami (pemaaf-pen). Dia mampu menjabarkan hidup di tengah masyarakat. Meskipun dihina, dicemooh, diolok-olok, sampai pun kadang dijegali, tapi kita hanya mesem (tersenyum).

Kita harus selalu siap memberi maaf, itulah didikan kita. Dan itu pula sebenarnya misi yang kita emban. Image bahwa SH Terate itu kumpulan orang tukang gelut (berkelahi-pen), mulai harus kita ahiri.

Tahun 2009 ini saya canangkan sebagai tahun kualitas. Kita sudah harus berani merambah kualitas. Tantangan hambatan yang paling berat, bukan dari luar. Tapi dari dalam SH Terate sendiri. Sudah siap atau belum kalau kita jadikan tahun ini sebagai tahun kualitas. Inilah yang jadi tantangan kita.

Era sekarang eranya eforia. Kalau nggak seneng terhadap kebijakan pemerintah, demo. Karena di SH Terate tidak ada pelajaran demo, dulur-dulur pakai baju lain, beramai-ramai demo. Saudara tidak sadar, bahwa masyarakat mengetahui persis siapa saudara ini. Kalau ini terus menerus, kapan SH Terate bisa mewujudkan cita-cita ikut memayu hayuning bawana.

Apa sih ikut mamayu hayuning bawono. Kita ini dituntut dididik diarah untuk menjadi panutan, menjadi pemimpin. Kalau para kadang ini masih ada satu dua yang membuat resah masyarakat, njuk kapan tokoh SH Terate ini memimpin masyarakat.

Orang SH Terate itu tdk takut hidup tidak takut mati. Karena hidup ndak minta mati ndak mendaftarkan. Pemberani dan siap menghadapi tantangan kehidupan.

Adik-adik saya yang saya hormati, sdr lahir di Bumi Warok. Warok identik pendekar. Seorang pendekar lahir harus menjadi pembela masyarakat. Bukan menjadi momok masyarakat. Kalau sdr lahir menjadi momok masyarakat, lebih baik ndak usah lahir.

Kita sudah kasihan dengan pemerintah. Pemerintah sekarang ini masih mencari bentuk, ibaratnya jalannnya masih tersandung2, Situasi kondisi keamanan masih belum menentu. Tolong, kita sbg orang SH Terae ini paling jelek tidak membuat ribut. Sukur2 bersama masyarakat menanggulangi ulah beberapa warga masyarakat yang suka membuat resah.Di tengah2 lingkungan masing2.

Ponorogo harus berani membuktikan, tahun ini kualitas, yang belum standar sesuai AD, ART minggir dulu. Yang sudah silakan. Kalau begitu saya salut. Saya kumandangakan di berbagai daerah, kemarin saya di Kaltim. Kumpul seluruh Kaltim, di Kab Kutai Kertanegara. Ini lho Ponorogo sekarang. Tolong sdr ikuti jejak Warok Ponorogo.

Begitulah sdr yang saya hormati, orang SH Terate harus dikenal jujur. Orang jujur itu omong apa adanya. Seneng ya seneng, ora ya ora. Orang jujur pasti dia juga bisa menyayang dan disayangi Yang Maha Kuasa. Orang SH Terate akan rajin melaksnakan kegiatan yang bermau darma kemanusiaan.

Maka saya kumandangkan, sadarlah bahwa sdr sekalian akan menjadi pendekar-pendekar muda yang berangkat dariSH Terate. Seorang pendekar dg ilmunya akan siap membela citra masyarakat.

Kemudian timbul pertanyaan, lho kalau begitu kita tidak boleh berkelai mas. Saya mengatakan, saya tidak melarang sdr berkelai. Nek wani gelut tak tunggoni. Siji lawan siji. Nek siji lawan siji kalah tak nyek. Kowe blajarmu karo sopo. Siapa gurumu. Kalau kamu ngroyok, tetelen bedmu, balekno ning SH Terate. Saya tidak pernah mengajarkan pada adik-adik jadi tukang kroyokan. Jadi gerombolan. Tidak. Saya ajarkan pada adik-adik jiwa ksatria. Berani karena benar dan siap menyadari kesalahan, jika salah.

Apalagi jika saudara membuat resah masyarakat. Saya sudah kumandangkan, saya tidak segan-segan menindak siapa pun yang membuat resah masyarakat.

Itu sebenarnya ajarang SH Terate. Stlh kita sdr ngerti tugas dan tanggung jawabnya. Urip ora njaluk mati ora ndaftarake mung mbok nyek sakpenakmu, tak entengna patiku. Tapi itu sdh kalau masalah-masalah prinsip. Kalau masalahnya dipandang, sepele, misalntya hanya karena uang seribu dua ribu, waduh, luwung ngalaho, mas. Sangat2 memalukan.

Sdr keluar ndak bisa lepas saya orang Ponorogo. Orang Ponorogo ndak bisa lepas seperti Warok. Jiwa satrianya muncul. Lha tolonglah apa yang dikumandang oleh ketuanya sdr, sampai dimanapun sdr akan tetap membawa nama Ponorogo. Ndak bisa tidak.

Tahun ini lebih kurng antara 30 – 35 ribu warga baru seluruh Indonesia disyahkan. Mulai dari Aceh sampai Irian, di luar negeri di Malaysia. Mereka berangkat dari berbagai kalangan . Dan kalau sudah masuk di dalam satu areal semacam ini yang ada saya hanya satu, saya, saudara sekalian ini adalah wargaSH Terate. Titik.bajunya hitam2, lambang saya pakai hati berwana putih berbatas merah bersinar, dengan hati yang bersih kita pancarkan cinta kasih sesama umat manusia.

Kita bangun persaudaraan yang berangkat dari hati yang bersih ndak akan melihat latar belakang yang dimil;ik A, ndak perlu, ndak perduli kamu sekwilda, ndak perduli kamu pak camat, ndak itu tukang becak ndak itu jendral.Begitu masuk di sht yang ada kita sama-sama umatnya Allah. Berdiri sama tinggi duduk sama rendah, yang kita hormati adalah,perilakuknya, harkat martabatnya.Yang tua membimbing yang muda, yang muda bisa menghormati yang muda, tapi bersama-sama bergandengan tangan, kerukunan kebersamaan dalam wadah persudaraan sh.
Persauidaraan yg selalu saling saying menyayangi, ndak perduli darimanapun mereka berasal. Persaudaraan saling hormat menghormati, apa pun status social yg dimilik.Ndak bisa ah itu pembantu. Kita perlu. Ndak mungkin spt sy cuci sendiri.pasti kita minta sndiri. Peranan pembantu penting bagi kita. Maka kita pun wajib menghormatinya.

Persaudaraan ini akan utuh akan berkembang bila mana kita ini sama-sama bertanggung jawab.sy lahir dari mdiun, sdr dari po, yang satu dari irian , satu kahir dari Sumatra ndak ada bedanya. Yang diajarkan jurjus satu sampai 36 senam 1 sampai 90, sama. Mulainya ya sama ndak ada bedanya, psang lima sama, semua ndak ada bedanya.Diajarkan mental didikan rialatnya sama. Sing gede rialate, sing gede tirakate.

Sdr kalau mau belajar, palingh mudah belajarlah dengan situasi kondisi alam ini. Saya akan ngupas apa yang diakatakan guru sejati. (Buku Guru Sejati sudah terbit. Jika pembaca berminat bias pesan ke HP 081 335 596 811). Guru sejati itu alam, bukan manusia.Manusia itu pasti akan diikukti dengan ketamakannya. Tapi alam ndak akan nipu.
Itulah sdr sekalian kalau sdr mau jadi SH Terate yang handal, saatnya sdr nanti akan belajar dari alam ini. Orang SH Terate penuh dengn kesederhanaan, apapun yang dimiliki titipan sementara.

Kita merasa bangga punya kekayaan besar, dilalap api ndak sampai satu jam habis. Sdr tangisan.Tapi kalau kita berpegang teguh pada harkat martabat, saya yakin sdr sampai saatnya akan menikmatinya. Semua yang ketemu kita akan memperhatikan kita, kalau kita punya kukalitas, akan diperhitungkan.

Berhadapan dengan era sekarang ini, di luar hitungan, banyak persolan yang muncul. Makanya kita harus memiliki tekad dan jangan takut menghadapi masalah. Sebab masalah itu kekasih manusia yang paling setia. Perbedaan yang ada itu menjadikan indah dunia ini. Tanpa masalah tanpa perbedaan, dunia ini akan sunyi.

Di luar kini banyak berkembang perguruan lain. Jangan dimusuhi, karena hakekatnya kita pun tidak ingin dimusuhi. Ojo sok gawe susahe liyan, apa alane gawe senenge liyan. Kita jgn membuat susah orang lain tapi keberadaan kita ditengah masyarakat ini menjadi ayem tentrem karena kehadiran SH Terate di Ponorogo lebih kurang akan mencapai empat puluh ribu.

Saatnya sekarang apa istilahnya, kita nutupi babagan hawa songo, mandeng pucuking grono, ngeningke cipta nyuwun marang Yang Maha Kuasa. Insya Allah, apa yang dicita2kan dari adik-adik sekalian mendapat ridlo Allah swt. (bersambung)

Wassalamualaikum Wr Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar